Kamis, 13 Mei 2010

Difusi Inovasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh pada produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan dapat menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan dan diselesaikan dengan memuat perubahan dan perkembangan yang menuju kearah kualitas pendidikan secara terprogram, terarah, intensif, efektif dan efisien. Kesemuanya itu bukan sekedar bertalian dengan upaya peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi pendidikan secara internal, tetapi meningkatkan pada kesesuaian pendidikan dengan berbagai sektor kehidupan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sistem pendidikan nasional merencanakan kegiatan pendidikan yang bermutu sedemikian rupa. Berbagai program bermutu gencar dilaksanakan di setiap lembaga pendidikan dan dinas terkait, namun kenyataan berbicara lain. Pada kenyataannya mutu pendidikan masih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan sehingga masih harus ada pembenahan disana-sini, harus ada kemauan semua pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam memenuhi tuntutan yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka diperlukan perubahan atau inovasi dalam pendidikan seperti dalam bidang garapan dari sudut siswa, kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan kemitraan dengan masyarakat, bimbingan dan pelayanan khusus, maupun dalam manajerial sekolah.
Inovasi perlu dilakukan karena melalui program inovasi dalam bidang pendidikan, diharapkan kualitas pendidikan dapat terwujud dan memiliki kesesuaian dengan perubahan yang ada di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang madani.
Program inovasi pendidikan akan dapat mencapai hasil yang diharapkan apabila sistem inovasi yang dilaksanakan efektif dan efisien. Sistem inovasi pada dasaranya merupakan sistem atau suatu satu kesatuan yang terdiri dari sehimpunan pemeran, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya serta proses pembelajaran. Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup basis ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk didalamnya aktivitas pendidikan, aktivitas penelitian dan pengembangan dan rekayasa), basis produksi, dan pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat serta proses pembelajaran yang berkembang.
Salah satu sektor yang mempengaruhi lancarnya sistem inovasi yaitu proses difusinya. Proses difusi yang dilaksanakan dengan baik akan menentukan keberhasilan program inovasi.

1.2 Rumusan Masalah
Inovasi pendidikan adalah pekerjaan yang tidak mudah, karena menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Pelaksanaan inovasi pendidikan akan terkait dengan masalah-masalah inovasi seperti masalah program inovasi, karakteristik inovasi, hakekat perubahan, sistem inovasi, proses difusi inovasi, faktor pendukung dan faktor penghambat inovasi. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan pada masalah proses difusi dalam dunia pendidikan.
Adapun masalah tersebut diatas akan dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa konsep dasar difusi inovasi pendidikan ?
2. Apakah unsur-unsur difusi inovasi ?
3. Bagaimanakah sistem proses difusi inovasi ?
4. Bagaimana proses difusi inovasi pendidikan ?
5. Bagaimana peranan guru dalam proses difusi inovasi pendidikan ?

1.3 Tujuan Penyusunan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses difusi inovasi pendidikan
2. Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan keilmuan terkait dengan bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan inovasi pendidikan
3. Dapat dijadikan sarana pengkajian teori berkenaan dengan inovasi pendidikan
4. Menambah pengalaman guru agar mampu meminimalisir masalah-masalah khusunya pada saat melaksanakan sebuah inovasi

1.4 Manfaat Penyusunan
Dari penyusunan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia pendidikan sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sarana pengkajian teori mengenai inovasi pendidikan
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai tambahan wawasan keilmuan, sehingga mampu melakukan program inovasi pendidikan dan mampu mengatasi berbagai masalahnya
3. Bagi para pengambil kebijakan pendidikan, dapat melaksanakan sistem pendidikan dan sistem inovasi pendidikan yang efektif dan efisien

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini akan meliputi :
1. Konsep proses difusi inovasi pendidikan
2. Unsur-unsur difusi inovasi
3. Sistem difusi inovasi
4. Proses difusi inovasi pendidikan
5. Peranan guru dalam proses difusi inovasi



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Inovasi
Beberapa tokoh inovasi dan manajemen mengemukakan, difusi inovasi berdasarkan sudut pandangnya. Konsep itu adalah sebagai berikut:
1. Menurut Rogers. E. Miller, 1997 “Innovation is on idea, practice, or object perceived as new by relevant unit of adoption, whether it is an individual or an organization”. (Suherli, 2010 : 1)
Artinya, Inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek, atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan baik oleh seorang individu atau organisasi.
2. Menurut White, 1997 : 211 “Innovation is more than change, olthough all innovation involve change”. (Suherli, 2010 : 2).
Artinya, Bahwa tidak semua perubahan adalah inovasi tetapi inovasi adalah perubahan.
3. Menurut Ibrahim, 1989. “Inovasi merupakan suatu usaha menemukan benda, ide, kajian, metode yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang dengan jalan melakukan innovation dan discovery”. (Suherli, 2010 : 2).
4. Menurut George Freedman, 1989 mengemukakan bahwa inovasi adalah sebagai suatu proses pengimplementasian ide-ide baru dengan mengubah konsef kreatif menjadi suatu kenyataan. Dengan demikian inovasi efektif adalah pengimplementasian ide-ide baru yang tepat waktu dan efisien, sehingga menghasilkan keuntungan-keuntungan dan profil yang berarti.
5. Menurut Alwi Suparman (1997) menyebutkan inovasi sebagai objek, ide, gagasan, atau yang dianggap baru oleh individu-individu atau kelompok yang mengadopsi. Kebaruan itu mungkin menyangkut pengetahuan, sikap atau pengadopsian atau penolakan terhadap ide tersebut.

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah cara untuk menemukan sesuatu yang baru melalui gagasaan, benda, tindakan, dan metode yang dapat dilakukan dengan menciptakan hal yang baru (invition) atau penemuan yang sudah ada sebelumnya (discovery) yang bertujuan memecahkan permaslahan yang dihadapi.

2.2 Pendidikan
Definisi pendidikan dikemukakan beberapa ahli, sebagai berikut :
1. Menurut Chandler (1961), Pendidikan adalah sesuatu hal yang vital baik bagi individu yang kapasitas intelek dan kreatifitasnya menjadi meningkat, maupun bagi bangsa dimana mereka merupakan kekuatan dari sumber-sumber daya manusia yang terlatih.
2. Menurut Sallis (1993), Pendidikan adalah jasa yang berupa proses pembudayaan. Pengertian ini berimplikasi pada input dan out put.
3. Menurut Dewey (1930), pendidikan adalah hak dan kebutuhan, dengan kata lain pendidikan adalah kodrat manusia. Pendidikan mempersiapkan individu untuk mempersiapkan dirinya sendiri dalam kehidupan demokratis masyarakat.
4. Menurut Dryarkara (1980), menyebutkan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.
5. Dalam UU Sisdiknas (2003), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses perubahan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dan mampu mengembangkan potensi dirinya melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2.3 Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.
Inovasi adalah sesuatu yang dipandang baru baik berupa ide, pelaksanaan/praktek ataupun sebuah objek/benda yang baik untuk kepentingan individu atau organisasi seperti dikemukakan oleh (Rogers E. Miller, 1971).
Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat melihat tujuan yang dapat disiratkan dari sebuah inovasi, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan
2. Menciptakan proses baru
3. Memperluas jangkauan produk
4. Mengurangi biaya tenaga kerja
5. Meningkatkan proses produksi
6. Mengurangi bahan baku
7. Mengurangi kerusakan lingkungan
8. Mengganti produk/pelayanan
9. Mengurangi konsumsi energi
10. Menyesuaikan diri dengan undang-undang.

2.4 Difusi Inovasi
Beberapa pengertian difusi inovasi dikemukakan oleh para tokoh inovasi sebagai berikut :
1. Menurut Suherli, 2010. Difusi inovasi adalah penerimaan dan pengembangan program inovasi
2. Menurut W.R. Spence (1982), difusi inovasi sebagai berikut “The means whereby an innovation spreads”, artinya difusi inovasi adalah sebuah cara-cara penyebaran hasil inovasi (esales job)
3. Menurut Rogers. M, 2003, difusi inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan, (esales job)
4. Menurut Udin Saefudin Sa’ud, 2008 : 28. Difusi inovasi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat/anggota sistem sosial, dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik), antara beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi.
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa difusi inovasi adal;ah sebagai suatu proses dimana suatu inovasi di komunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial.



BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Unsur-Unsur Difusi
Efektifitas inovasi bergantung pada proses difusi. Sedangkan proses difusi inovasi melibatkan beberapa unsur, seperti dikemukakan para tokoh sebagai berikut :
1. Unsur-unsur difusi inovasi menurut W. R. Spence, 1994 (shape) :
a. inovasi hanya satu ide baru, amalan atau bahan boleh dilakukan pada satu masa.
b. Saluran komunikasi media massa, kerajaan, komersial, informal.
c. Tempoh masa
d. Ahli-ahli sistem sosial.
e. Jenis keputusan inovasi
f. Pengaruh nilai budaya
g. Peranan pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
2. Unsur-unsur difusi inovasi menurut Everett. M. Rogers 1983 (shape)

a. Inovasi
• Diffusion curves
• Characteristics of innovations
b. Saluran komunikasi
• Saluran media massa
• Saluran interpersonal
• Heterofili dan difusi
c. Masa
• Proses keputusan inovasi
• Kadar penerimaan
d. Sistem sosial
• Struktur sosial dan difusi
• Sistem norma/nilai dan difusi
• Pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
• Jenis keputusan inovasi

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi, 1) Inovasi, 2) Saluran Komunikasi, 3) Kurun Waktu Tertentu, 4) Sistem Sosial.
Inovasi yaitu ide, praktek, atau benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok.
Saluran komunikasi yaitu bagaimana pesan itu di dapat suatu individu dari individu lainnya.
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang diperlukannya adalah ide baru (inovasi. Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi : 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media chanel); dan 2) saluran antar pribadi (interpersonal chanel). Media massa dapat berupa, radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal; 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovatipan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
Sistem sosial yaitu serangkaian bagian yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum, sistem sosial sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi. Dalam suatu sistem sosial terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu. Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah; 1) struktur sosial (social struktur); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion leaders); 4) agen perubah (change agent).

3.2 Sistem Difusi
Sistem difusi sangat penting karena bukan semata menyangkut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri termasuk misalnya pendidikan, penilaian, pengembangan dan kerekayasaan, tetapi juga bagaimana iptek dapat didayagunakan secara maksimal bagi kepentingan nasional dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Demikian sebaliknya, perkembangan ekonomi, sosial, budaya dan lainnya menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan dan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi arah dan kecepatan kemajuan iptek.
Menurut Roggers, (1983) membedakan antara sistem difusi sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sistem difusi sentralisasi, penentuan tentang berbagai hal seperti : kapan dimulainya difusi, dengan saluran apa, siapa saja yang akan menilai hasilnya, dan sebagainya. Juga dilakukan oleh sekelompok kecil orang tertentu dan agen pembaharu. Sedangkan dalam sistem difusi desentralisasi, penentuan itu dilakukan oleh klien (warga masyarakat sama dengan beberapa orang yang telah menerima inovasi). Dalam pelaksanaan sistem difusi desentralisasi tidak perlu ada agen pembaharu. Warga masyarakat sendiri yang bertanggung jawab terjadinya difusi inovasi.
3.3 Proses Difusi Inovasi Pendidikan
Proses difusi yaiu proses penerimaan dan pengembangan program inovasi. Proses difusi dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan baik secara individual maupun kelompok. Apabila proses inovasi dikembangkan di sekolah maka proses difusi inovasi akan mengikut sertakan semua pihak yang berperan dalam kegiatan peningkatan pendidikan yaitu kepala sekolah, guru-guru, pegawai kependidikan, staf administrasi, pelaksana sekolah dan siswa sebagai warga sekolah dengan dengan dunia luar seperti komite sekolah, orang tua siswa, dan lembaga dan dinas tertentu yang mencintai pendidikan.
Dalam proses difusi memerlukan penyebaran informasi yang komunikatif dari kedua belah pihak. Proses komunikasi inovasi akan terjadi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial), dengan mengunakan saluran tertentu. Dalam komunikasi diharapkan terjadinya saling tukar informasi atau hubungan timbal balik antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan sehingga ada kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi.
Komunikasi yang terjadi dalam proses difusi inovasi yaitu komunikasi yang mempunyai ciri pokok, pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi). Maka dalam proses difusi inovasi harus direncanakan dan dikelola, seperti halnya dalam difusi inovasi di sekolah, untuk menyebarluaskan upaya/cara baru dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dimulai dengan cara menatar para guru dengan harapan akan terjadinya difusi inovasi antar guru di sekolah masing-masing, sehingga terjadi saling tukar informasi dan kesamaan pendapat antar guru tentang inovasi yang akan dilaksanakan.
Untuk mengefektifkan proses difusi inovasi diperlukan saluran komunikasi maka kondisi pihak-pihak yang berkomunikasi akan mempengaruhi pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat dalam proses komunikasi. Penelitian media misalnya media massa seperti radio, televisi, surat kabar, yang digunakan harus tepat karena media diharapkan/digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audien supaya audien atau penerima informasi mengetahui dan menyadari adanya inovasi. Sedangkan saluran inter personal atau hubungan secara langsung antar individu akan lebih mempengaruhi seseorang agar mau menerima inovasi, terutama antara orang yang bersahabat atau dalam suatu kelompok.
Proses difusi inovasi pendidikan akan lebih baik dan efektif apabila dalam satu sekolah atau lembaga pendidikan terdapat personal yang memiliki kesamaan seperti, asal daerah, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan sebagainya, serta partisipasi berbagai pihak yang tinggi. Keberhasilan proses difusi inovasi pendidikan ditentukan oleh sistem sosial dunia pendidikan.
Proses difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut :



3.4 Peranan Guru dalam Proses Difusi Inovasi
Dalam setiap organisasi perubahan itu biasa terjadi perubahan dapat menunjukan suatu keadaan yang dinamis. Penyebab perubahan bisa berasal dari internal atau eksternal organisasi. Dalam dunia pendidikan perubahan atau inovasi merupakan salah satu cara yang dilakukan peningkatan mutu pelayanan kepada costumer pendidikan, khususnya peserta didik. Pelayanan pendidikan bermutu bisa dilihat ari tercapainya kepuasan pelanggan. Untuk mencapai proses pendidikan bermutu dilakukan dengan cara memberdayakan para guru.
Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan faktor yang sangat signifikan bahkan guru mempunyai peran ganda atau multifungsi. Sebagai pendidik, guru harus mampu mentranformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, sebagai penjaga moral bagi anak didik bahkan guru dianggap sebagai orang tua anak didik dalam proses pendidikan.
Supaya proses pendidikan berhasil dan mutu pendidikan meningkat, maka diperlukan guru yang memahami profesinya, memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga proses proses pembelajaran yang dilaksanakan guru itu aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Apabila guru telah memahami propesinya, maka guru tersebut akan dapat menjalankan program inovasi pendidikan, peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, guru harus tetap memperhatikan sejumlah kepentingan siswa disamping harus memperhatikan suatu tindakan inovasinya.
Guru berperan sebagai pengajar atau instruktur, yaitu guru harus membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Maka guru harus melakukan inovasi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar.
Guru sebagai pendidik atau educational yaitu berkewajiban mmbantu pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mewujudkan kedewasaannya, membantu aspek intelektual, sikap, minat, emosional dan sosial.
Guru sebagai pemimpin atau manajer artinya guru harus ,elakukan usaha menggerakan, memberikan motivasi, serta menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa sehingga terjadi persamaan tujuan pembelajarandan tujuan tersebut dapat dicapai dengan hasil yang baik.
Guna menciptakan pendidikan yang berkuallitas, guru perlu melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan perkembangan jaman yang terjadi saat ini. Guru merupakan ujung tombak dari pelaksanaan inovasi di lingkungan pendidikan. Kinerja guru akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses difusi inovasi di bidang pendidikan.




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses difusi inovasi pendidikan merupakan suatu proses dimana suatu inovasi pendidikan dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Proses difusi inovasi akan berjalan lancar apabila setiap unsur difusi inovasi seperti inoasi saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial memberikan pengaruh yang signifikan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu guru sebagai ujung tombak pendidikan memberikan peran penting dalam proses difusi inovasi pendidikan.

4.2 Saran
Berdasarkan pemahaman proses difusi inovasi pendidikan, dapat memperoleh pengalaman berharga yang membantu untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan program inovasi, karena proses difusi inovasi terlebih dahulu kita harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan analisis swot lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang memberikan pengaruh kepada program inovasi.
2. Menyusun program inovasi yang tepat sehingga diharapkan menghasilkan perubahan positif dalam peningkatan mutu pendidikan.
3. Mempersiapkan agen pembaharu yang handal yang diharpkan dapat melaksanakan program inovasi (terutama proses difusi) secara optimal.
4. Membentuk tim monitoring dan evaluasi yang berkompeten dalam bidang inovasi yang dibuat.
5. Menjalin kerja sama yang kondusif dengan berbagai pihak yang berperan dalam program inovasi.






DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarman (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Propesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung : Cv Pustaka Setia.
http: //Shaffe.tripod.com/kadar.htm.
http://esalesjob.com/search/
Kusmana, Suherli (2009) Hand Out Educational Innovation : Ciamis
Kusmana, Suherli (2010). Manajemen Inovasi Pendidikan Ciamis Pasca Sarjana. Unigal/Press.
Sa’ud, Udin Syaefudin (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabet.
Sallis, Edward (2008). Total Quality Management In Education. Jogjakarta IRCI SOD.